![]() |
Pak Gusty Rikarno saat menyampaikan Materi |
Pagi hari, Rabu tanggal 12 Maret 2025, cuacanya sangat cerah. Anak-anak SMKN 1 Welak berlarian menuju gerbang Sekolah. Rupanya lonceng masuk sekolah sudah berbunyi. Beberapa kendaraan roda dua diparkir begitu saja di bahu jalan. Woi, bawa masuk motor!, teriak Pak Ali yang bertugas piket pagi itu. Anak-anak pemilik kendaraan itupun mendorong motornya masuk ke dalam kompleks sekolah. Pak Ali orang baik, dia memikirkan kenyamanan bagi pengguna jalan, dan juga demi kenyamanan motor-motor itu agar tidak dirusak oleh Orang. Selain itu, Pak Ali sebenarnya ingin menegakkan aturan Sekolah, bahwa semua kendaraan yang dimiliki oleh Guru maupun Siswa wajib diparkir di dalam lingkungan Sekolah.
Pagi itu suasana di Sekolah sangat spesial. Dua buah ruang kelas sudah diatur dengan sangat rapi. Yaitu ruang kelas X RPL A dan ruang kelas X RPL B. Beberapa meja dihiasi kain. Disebelah white board ditempel sebuah baliho. Di baliho itu ada tulisan “SEKOLAH MENULIS, PERTAMA DAN SATU-SATUNYA DI INDINESIA TIMUR”. Bukan hanya itu, ada beberapa tulisan lain. Panjang kalau saya tulis lagi di sini. Oh ia, Saya tidak ikut dalam kegiatan mengatur ruangan, karena saya datang terlambat. Pagi itu saya membantu istri mandikan Anak yang baru berusia 9 bulan, makanya terlambat. Mungkin ini resiko jadi Bapak.
Selamat pagi Pak. Selamat pagi juga Pak. Saya baru saja bersalaman dengan dua Orang Bapak yang hendak masuk ke dalam ruangan. Satunya berbadan tinggi, juga ramping. Bapak yang satunya lagi berbadan agak gendut, tingginya pas-pasan, kepalanya plontos. Saya tidak mau menyebut botak karena menurut saya itu istilah yang kasar. Wajah orang ini saya pikir tidak asing. Seingat saya, pernah lihat fotonya di media sosial facebook ketika saya mencari nama “Cakrawala NTT”. Cakrawala NTT adalah sebuah Yayasan Penggerak Literasi yang sangat populer, terlebih khusus di NTT. Setidaknya itu sependek pengetahuan Saya. Sayapun ikut masuk ke dalam ruangan yang sudah disiapkan. Sedangkan Siswa dan Guru-guru yang lain sudah dari tadi berada di dalam.
“Hari ini kita kedatangan Tamu Istimewa, Mereka dari Media Cakrawala NTT. Selamat Datang di SMKN 1 Welak Pak”, sambut Pak Sipri selaku Kepala Sekolah. “Terima kasih Bapa Kepsek, sudah menerima kami dengan baik”, balas Pak Gusty Rikarno, tamu kami pagi itu. Lengkapnya, Saya tahu nama Pak Gusty dari majalah Cakrawala NTT yang mereka bawa pagi itu. Saya tidak sungkan meminjam majalah itu dari mereka. Selain ingin membaca isi majalah itu, Saya memang orangnya agak sok dekat. Saya pikir dengan begitu orang bisa luluh, dari pelit menjadi tidak pelit. Gusty Rikarno, demikian nama lengkapnya, adalah CEO atau Pemimpin Umum atau Penanggungjawab Cakrawala NTT. Beliau adalah Pendiri Media Cakrawala NTT.
Suasana di ruangan tiba-tiba ramai dan hidup. Kami semua tertawa, serius, lalu tertawa lagi. Pak Gusty memancing kami semua untuk tertuju pada pembicaraanya. Jujur, kalau saya boleh meminjam istilah yang beredar di berbagai platform media, “Pembicaraan Pak Gusty, isinya daging semua”. Minat menulis yang saya pendam, mulai meronta-ronta. Saya ingin sekali tahu kiat-kiat menulis yang baik namun mudah. Terus terang, selama ini saya sangat berminat untuk menulis. Namun, tidak terealisasi karena dari awal saya selalu menemukan kendala, ada saja kendalanya. Sulit sekali untuk memulainya.
“Adik-adik dan Bapak/Ibu sekalian. Untuk bisa menulis, tulislah apa yang kita pikirkan, jangan pikirkan apa yang akan kita tulis”, ucap Pak Gusty dengan intonasi yang tegas. Sontak kalimat itu seakan menjitak kepala saya. Persis apa yang saya alami selama ini, sebelum menulis saya berpikir tentang apa yang akan saya tulis. Ternyata itu salah. Rupanya itulah sebab mengapa selama ini tulisan tidak pernah jadi. Cerpen sekalipun, tidak ada sama sekali.
Setelah mendengar pembicaraan dan beberapa tips menulis dari Pak Gusty, Siswa-siswi maupun Guru-guru SMKN 1 Welak diberi Tugas menulis. Jenis tulisannya bebas. Namun kali ini, bagi Siswa diminta menulis apa yang mereka lihat. Siswa-siswi diarahkan untuk melihat ke depan. Ke arah Pak Gusty.
“Dari apa yang Anda lihat, Tulis satu kata, satu kata saja”, kata Pak Gusty. “Selanjutnya kembangkan satu kata itu menjadi satu kalimat. Seterusnya, kembangkan lagi kalimat itu menjadi satu paragraf”, jelasnya lagi.
Mau tahu apa yang terjadi?. Siswa-siswi SMKN 1 Welak masing-masing menulis paragraf yang sangat bagus, menurut penilain Pak Gusty. Saya sebagai salah seorang Guru yang turut menyaksikan peristiwa keren yang baru saja terjadi, berkata dalam hati, mereka oke juga ternyata. Mungkin selama ini hanya kurang diasah kemampuan menulisnya.
“Saya Gusty Rikarno, cita-cita saya waktu kecil adalah menjadi Imam, namun putus ditengah jalan oleh karena berbagai hal, akhirnya Saya menjadi seperti sekarang ini”, demikian Pak Gusty memperkenalkan diri. “Kepala saya botak, mungkin karena berpikir terlalu keras”, lanjut Pak Gusty sembari tertawa. Pak Gusty tampaknya melempar jokes. “Keras seperti batang”, sambung Pak Erik yang imajinasinya sedikit liar. “Keras sekali”, sahut Pak Evrid yang imajinasinya sedikit di atas Pak Erik. Beberapa orang Bapak yang kadar imajinasinya mirip-mirip, tertawa terpingkal-pingkal. Termasuk Pak Gusty, juga ikut tertawa.
“Guru Apa Pak?”, tanya Pak Gusty sambil menoleh ke arah Pak Evrid. “Guru Agama Pak”, jawab Pak Evrid. “Oh Guru Agama, biasanya Guru agama itu imajinasinya liar, hahaha, mungkin karena merasa dekat dengan surga”, balas Pak Gusty lagi sembari tertawa. Semua orang di dalam ruangan itupun ikut tertawa.
Hari itu, mulai pagi hingga siang. Kami di SMKN 1 Welak memperoleh tips menulis secara Cuma-cuma. Semuanya kami peroleh dari Pak Gusty Rikarno, CEO Media Cakrawala NTT. Kiprah Media ini semakin meluas, bukan hanya di NTT. Media ini sudah menjejaki Bali dan Ambon. Masuk di Sekolah-sekolah. Media inilah yang mencanangkan gerakan “Sekolah Menulis”. Jadi, Kegiatan yang kami ikuti hari itu merupakan bagian dari gerakan “Sekolah Menulis”. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dari semua lapisan masyarakat NTT, terutama insan Pelajar. Gerakan “Sekolah Menulis” ini juga sejalan dengan Program Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dari Pemerintah Provinsi NTT dengan tagline “Ayo Bangun NTT dari Sekolah”.
Ditulis oleh : Marianus Haryanto, S. Pd.,Gr. (Guru SMKN 1 Welak)
Social Footer