UPDATE

Pesona Ruteng: Kota Eropa Diatas Awan Bersuhu Dingin, Geneva van Flores Layak Dikunjungi Wisatawan

Foto: Kota Ruteng. tajukharian.com - Web/@kaskus
Tajukharian.com - Ruteng adalah sebuah kota kecil yang terletak di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sebagai ibu kota Kabupaten Manggarai, Ruteng dikenal dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, dan sejarah yang panjang. Kota ini berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, yang membuatnya memiliki iklim sejuk dan nyaman sepanjang tahun. Ruteng juga sering dijuluki sebagai "Kota di atas awan" karena kabut yang sering menyelimuti kota ini pada pagi dan sore hari.

Sejarah dan Pesona

Di tengah perbukitan yang hijau dan udara yang sejuk, terhampar Kota Ruteng, sebuah permata tersembunyi di Pulau Flores. Kota ini tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga karena sejarahnya yang panjang dan unik. Ruteng merupakan ibu kota Kabupaten Manggarai dan telah menjadi pusat pemerintahan sejak zaman kolonial Belanda.

Sejarah Ruteng dimulai dari Todo-Pongkor, yang merupakan awal pendirian wilayah administrasi kolonialisme Belanda di Manggarai. Kota ini telah berkembang menjadi salah satu kota metropolitan terbesar di Manggarai Raya, dengan sejarah yang disebut-sebut sebagai yang paling unik di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Selain sejarahnya, Ruteng juga terkenal dengan julukan "Kota 1000 Gereja" karena memiliki banyak biara dan gereja Katolik, yang mencerminkan kekayaan tradisi dan budaya religius masyarakat setempat. Keberadaan gereja-gereja ini menambah keunikan arsitektur kota dan menjadi saksi bisu perkembangan komunitas Katolik di daerah ini.

Kota ini juga dikenal sebagai "Kepingan Surga yang Jatuh ke Bumi," sebuah julukan yang menggambarkan betapa indahnya Ruteng. Dengan luas sekitar 72,64 km², kota ini menawarkan pemandangan alam yang indah dengan desain bangunan yang unik dan harmonis dengan lingkungan sekitar.

Dalam secuil catatan sejarah, Ruteng dianggap sebagai kota klasik yang menyimpan banyak cerita. Meskipun sejarahnya kurang mendapat perhatian, kota ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh kota lain di Nusa Tenggara Timur, bahkan di Indonesia.

Kota Ruteng, dengan semua pesona dan sejarahnya, terus berdiri sebagai saksi atas perjalanan waktu dan peradaban di Pulau Flores. Kota ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya dan sejarah yang membuatnya layak untuk dikunjungi dan diapresiasi.

Keindahan Alam

Ruteng dikelilingi oleh perbukitan hijau, persawahan yang luas, serta pegunungan yang megah. Salah satu pemandangan alam yang paling terkenal adalah Sawah Lodok di Cancar, yang memiliki pola lingkaran unik menyerupai sarang laba-laba. Sawah ini bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga mencerminkan keahlian dan tradisi pertanian masyarakat Manggarai yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Selain itu, Ruteng juga dekat dengan destinasi wisata alam lainnya seperti Gua Liang Bua, yang merupakan situs arkeologi penting. Di gua ini, para arkeolog menemukan fosil Homo floresiensis, spesies manusia purba yang hidup sekitar 18.000 tahun yang lalu. Penemuan ini menjadi salah satu penemuan arkeologi terpenting di dunia dan menarik perhatian ilmuwan dari berbagai negara.

Budaya dan Tradisi

Kota Ruteng merupakan pusat kebudayaan masyarakat Manggarai. Kebudayaan ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari bahasa, adat istiadat, hingga seni dan tarian tradisional. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah Caci, sebuah tarian perang tradisional yang melibatkan dua pria yang saling berhadapan dan bertarung dengan cambuk dan perisai. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk menyelesaikan konflik dan mempererat persaudaraan antarwarga.

Selain itu, masyarakat Manggarai dikenal dengan sistem sosial yang khas, seperti struktur adat "Mbaru Niang" yang merupakan rumah adat berbentuk kerucut. Rumah adat ini tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga sarat dengan makna filosofis dan religius yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan leluhur.

Iklan

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close