Foto: Patung Yesus Sibea-bea.tajukharian.com - Web/@youtube |
Tajukharian.com - Patung Yesus tertinggi di dunia terletak di Bukit Sibea-bea, Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Patung Yesus Kristus yang berada di puncak Bukit Sibea-bea dengan ketinggian 1.021 meter di atas permukaan laut itu, menjadi destinasi favorit wisatawan lintas agama dan menjadi simbol toleransi antarumat beragama.
Dengan tinggi 61 meter, Patung Yesus Sibea-bea mengalahkan ketinggian Patung Kristus Penebus atau Christ the Redeemer di Rio de Janeiro, Brasil yang memiliki tinggi 38 meter. Dari puncak Bukit Sibea-bea, pengunjung juga dapat melihat pemandangan Danau Toba dan perbukitan yang mengelilinginya. Terlihat pula Pulau Samosir yang terhampar di tengah Danau Toba.
Hasibuan, salah satu pengunjung, mengaku sengaja datang bersama istrinya, Simbolon, dari Pekanbaru untuk berwisata religi ke Patung Yesus Sibea-bea. Dia mengaku tertarik dengan salah satu konten di Youtube yang mempromosikan tempat wisata itu.
"Kami senang ada tempat wisata yang menunjukkan keagungan Tuhan Yesus di Indonesia, apalagi patung itu ada di tanah Batak," kata Hasibuan saat ditemui bersama istrinya di puncak Bukit Sibeabea, Senin, 29 April 2024 sebagaimana dikutip dari Tempo.
Hasibuan menyampaikan bahwa kedatangannya ke Bukit Sibea-bea berbarengan dengan kunjungan ke kampung halamannya di Kabupaten Asahan dan kampung halaman istrinya di Pulau Samosir. Meski perjalanan menuju puncak Bukit Sibea-bea berkelok-kelok dan agak curam, jelas Hasibuan, minatnya untuk mendatangi Patung Yesus tak surut.
Simbol perdamaian antarumat beragama
Lebih lanjut, Hasibuan juga menilai bahwa Patung Yesus Sibea-bea merupakan simbol keragaman dan perdamaian antarumat beragama di Indonesia. Menurut dia, siapa pun pengunjung bisa datang untuk melihat sosok juruselamat itu.
"Bukan hanya kami, umat Kristiani, yang bisa mendatangi tempat ini. Saudara kami yang muslim dan agama lain pun sangat diperbolehkan. Inilah toleransi beragama yang sesungguhnya," ujarnya.
Tak sampai di situ, pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu mendesak agar pemerintah dapat meningkatkan perhatian mempromosikan Bukit Sibea-bea. Dia menilai, Patung Yesus Sibeabea dapat mengalahkan ketenarannya Patung Kristus Penebus di Brasil jika ada informasi yang masif soal tempat itu.
Senada dengan Hasibuan, kesan positif juga disampaikan oleh Magdalena, wisawatan asal Jakarta, yang sengaja datang ke kawasan Danau Toba. Menurut dia, suasana di puncak Bukit Sibea-bea membuat perjalanannya menjadi lebih kaya.
"Suka banget dengan suasananya yang berupa taman terbuka beserta pemandangan keindahan danau Toba di sekelilingnya," ujar Lena.
Fasilitas tambahan untuk edukasi
Sebagai pemeluk agama Islam, kata Lena, dia tak begitu memahami tentang apa saja latar belakang yang melekat pada Patung Yesus Sibea-bea. Oleh sebab itu, dia menyarankan kepada pemerintah agar dapat memberikan fasilitas tambahan sebagai edukasi bagi pengunjung yang masih awam soal kisah Yesus Kristus.
"Hal yang bisa diambil adalah toleransi sangat baik sekaligus jadi reminder bahwa kita harus selalu memelihara kerukunan antar umat beragama," tuturnya.
Menurut Shara Amalia, pengunjung asal Palembang, Patung Yesus Sibea-bea tak hanya menawarkan nilai religius, melainkan juga nilai estetik. Kemegahan Yesus, sambung Shara, dapat dirasakan bagi mereka yang datang.
"Spot fotonya keren karena menyajikan latar belakang Danau Toba, bukit, jalanan yang berkelok, dan tentunya Patung Yesus Sibea-bea," ucapnya.
Dia mendorong pemerintah lebih memperbanyak fasilitas pendukung, seperti tempat duduk dan tempat berteduh. "Karna cuaca yang sangat terik di siang hari membuat pengunjung cepat kelelahan," katanya.
Perjalanan dari Medan menuju Bukit Sibea-bea dapat dicapai dengan waktu 5 jam tanpa menyeberangi Danau Toba. Bukit ini terletak di sebelah barat Danau Toba. Tak jauh dari bukit ini terdapat Bukit Holbung yang kerap menjadi tujuan pendakian wisawatan.*
Social Footer